


📸 Foto: Ketua DPC Ormas MKGR Deli Serdang Gandhy Panigoro, S.AB dan Bapak H. Wagirin Arman, S.Sos (Sesepuh Partai Golkar Sumut/Sesepuh Ormas MKGR Sumut
Deli Serdang | SuaraPrananta.com – Dinamika menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sumatera Utara mulai menghangat. Sejumlah pandangan strategis bermunculan dari berbagai elemen kader, termasuk dari Ormas MKGR—salah satu pilar utama partai berlambang beringin tersebut.
Ketua DPC Ormas MKGR Kabupaten Deli Serdang, Gandhy Panigoro, S.AB, menyuarakan pentingnya menjaga keseimbangan, loyalitas, dan kedewasaan politik dalam menentukan arah baru kepemimpinan DPD Golkar Sumut.
“Musda kali ini bukan sekadar rutinitas lima tahunan, melainkan momentum untuk menyatukan kembali Golkar sebagai kekuatan utama pembangunan di Sumatera Utara,” ujar Gandhy saat ditemui bersama sesepuh Partai Golkar Sumut, H. Wagirin Arman, S.Sos, Rabu (4/6/2025).
Gandhy menegaskan, Golkar harus tampil sebagai kekuatan penopang kebijakan strategis pemerintahan Gubernur M. Bobby Afif Nasution, bukan menjadi kekuatan oposisi internal. Menurutnya, pemimpin Golkar Sumut ke depan harus mampu menjembatani kepentingan lokal dengan kebijakan nasional.
“Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya pengamat. Golkar harus mendukung semangat perubahan yang sedang dibawa Gubernur Bobby demi kemajuan rakyat Sumut,” tegasnya.
Dalam konteks itu, Gandhy menyebut nama Hendriyanto Sitorus, Ketua DPD Golkar Labuhanbatu Utara sekaligus Bupati aktif, sebagai sosok ideal. Ia menilai Hendriyanto memiliki kapasitas politik dan kesesuaian visi untuk menyelaraskan Golkar dengan arah pembangunan daerah.
“Ini bukan soal siapa yang paling kuat secara jaringan, tapi siapa yang paling mampu menjaga marwah partai dan menjadikannya relevan dalam semangat perubahan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti fakta bahwa saat ini Ormas MKGR tidak dilibatkan dalam struktur kepengurusan DPD Golkar Deli Serdang—a preseden yang menurutnya tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Golkar lokal.
“MKGR adalah organisasi yang melahirkan Golkar. Ketika MKGR tidak diakomodir, itu bukan sekadar pengabaian, tapi pelecehan terhadap sejarah dan semangat kekaryaan,” ujarnya tegas.
Gandhy menyerukan agar Musda Golkar Sumut dijadikan arena kontestasi sehat dan bermartabat, tanpa intrik atau ego sektoral, demi mengembalikan Golkar sebagai partai rakyat dan motor penggerak pembangunan daerah.
“Sudah saatnya Golkar berhenti terpecah dalam faksi. Kita harus bersatu dan berbaris rapi di belakang kepemimpinan Gubernur Sumut yang sah, untuk mengabdi dan membangun,” pungkasnya.
(Red)