TKN Kompas Nusantara Tebar 250 Nasi Ayam Penyet di Medan

0
9

Medan ISuaraPrananta.com-kehangatan dan kebersamaan begitu terasa di halaman Kantor Dewan Pimpinan Pusat TKN Kompas Nusantara di Jalan Prof. HM. Yamin, SH No. 202 Medan pada Jumat siang, 5 September 2025. Meski matahari terik menyengat, ratusan warga tetap bersemangat. Pengemudi ojek online, sopir angkot, hingga pebetor tampak antre dengan tertib. Wajah-wajah penuh harap itu satu per satu menerima nasi ayam penyet Lamongan yang dibagikan secara cuma-cuma.

Sekitar dua ratus lima puluh kotak nasi ayam penyet disediakan khusus untuk kegiatan ini. Acara berlangsung dalam suasana Jumat Barokah yang dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad. Lebih dari sekadar memberi makanan, kegiatan ini menjadi ajang mempererat silaturahmi, menebar rasa syukur, serta menumbuhkan kembali kepedulian sosial di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota besar.

Ketua Umum DPP TKN Kompas Nusantara, Adi Warman Lubis, mengatakan bahwa aksi sosial tersebut merupakan wujud komitmen untuk terus mendampingi masyarakat kecil, terutama mereka yang menggantungkan hidup di jalanan. Menurutnya, ojol, sopir angkot, dan pebetor adalah bagian penting dari denyut nadi kehidupan perkotaan.

“Mereka yang menerima tampak begitu antusias. Bagi kami, kebahagiaan itu sederhana, ketika bisa melihat senyum warga yang merasa terbantu. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung secara berkesinambungan,” ujar Adi Warman Lubis yang juga Ketua Umum Pagar Unri Prabowo, Gibran untuk Rakyat Indonesia.

Suasana akrab begitu terasa saat para relawan TKN Kompas Nusantara sibuk membagikan kotak nasi satu per satu. Senyum mengembang dari wajah para penerima. Ada yang masih mengenakan jaket ojek online, ada pula yang membawa helm, bahkan sebagian sopir angkot tampak dengan topi lusuh mereka. Semua larut dalam kebersamaan.

“Alhamdulillah, rezeki Jumat. Terima kasih kepada TKN Kompas Nusantara. Lumayan bisa untuk makan siang sebelum narik lagi,” ucap Budi, sopir angkot trayek Medan–Tembung, sambil tersenyum lega.

Rina, seorang pengemudi ojol perempuan, juga merasa bahagia. Baginya, perhatian sekecil apapun sangat berharga. “Kadang kita di jalan ini, Bang, boro-boro bisa makan enak. Kalau sepi orderan, ya kita tahan lapar. Jadi kalau ada kegiatan seperti ini, rasanya dihargai, rasanya diperhatikan,” katanya dengan mata berbinar.

Bagi sebagian orang, nasi ayam penyet yang dibagikan mungkin sederhana. Namun di balik itu tersimpan pesan moral yang kuat. Aksi ini membuktikan bahwa nilai kebersamaan tidak boleh pudar meski zaman terus berubah.

Adi Warman Lubis menegaskan bahwa Jumat Barokah bukan sekadar tradisi, tetapi juga refleksi spiritual. Kegiatan ini adalah wujud teladan dari akhlak Nabi Muhammad yang selalu peduli pada sesama. “Berbagi itu tidak pernah membuat kita miskin. Justru semakin banyak kita berbagi, semakin banyak pula pintu rezeki yang Allah bukakan. Itu yang ingin kami tanamkan lewat kegiatan ini,” jelasnya.

Kegiatan berlangsung tertib hingga akhir. Warga terlihat bergembira. Ada yang langsung menikmati nasi ayam penyet di halaman kantor, ada pula yang memilih membawa pulang untuk keluarga di rumah. Bagi mereka, bantuan sederhana ini sangat berarti.

Sabar, seorang pebetor, berharap kegiatan serupa bisa lebih sering dilakukan. “Kalau bisa jangan sekali-sekali saja. Kami sebagai masyarakat kecil sangat menunggu perhatian begini. Tidak harus besar, asal ikhlas, itu sudah sangat berarti,” ujarnya.

Kebersamaan yang terjalin dalam Jumat Barokah ini menunjukkan bahwa masyarakat masih merindukan hadirnya kepedulian. Di balik hiruk pikuk kota Medan, ada banyak pekerja jalanan yang setiap hari berjuang keras demi nafkah.

Momentum Maulid Nabi Muhammad juga menjadi dasar kuat kegiatan ini. Spirit kasih sayang, kepedulian, dan keadilan sosial yang diajarkan Nabi menjadi pijakan TKN Kompas Nusantara dalam berbagi. Adi Warman Lubis mengajak masyarakat meneladani akhlak Rasulullah. “Maulid Nabi bukan hanya seremonial, melainkan momen untuk kita bercermin. Sudahkah kita mencontoh akhlak beliau. Sudahkah kita memberi manfaat bagi orang lain. Itulah yang ingin kami ajak bersama,” tegasnya.

Di tengah kerasnya kehidupan kota, kegiatan sederhana seperti pembagian nasi ayam penyet memberi arti lebih. Warga tidak hanya pulang dengan makanan, tetapi juga dengan perasaan dihargai dan diakui keberadaannya.

Jumat Barokah yang digelar DPP TKN Kompas Nusantara di Medan meninggalkan kesan mendalam. Ratusan nasi ayam penyet yang dibagikan bukan hanya mengenyangkan perut, melainkan juga mengenyangkan hati dengan rasa syukur dan kebersamaan. Nilai gotong royong dan solidaritas sosial terbukti masih hidup, dan teladan Nabi Muhammad tetap relevan diwujudkan dalam kehidupan modern: menolong sesama, mengasihi yang lemah, dan mempererat persaudaraan.

Bagi warga yang hadir, Jumat Barokah kali ini adalah bukti bahwa masih ada yang peduli, masih ada yang mengulurkan tangan, dan masih ada ruang untuk berbagi di tengah kehidupan yang keras.

(Drong)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini