

Lolowau, Nias Selatan | SuaraPrananta.com – Di Desa Hilikara, Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, tersimpan kisah tragis seorang anak berusia 10 tahun yang hidup dalam penderitaan. Sejak bayi, ia telah kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal dunia, sehingga harus diasuh oleh pamannya. Namun, harapan untuk mendapatkan kasih sayang dari sang paman berubah menjadi mimpi buruk berkepanjangan.
Anak ini tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan tanpa cinta dan perhatian. Setiap hari, ia dipaksa melakukan pekerjaan berat di rumah pamannya. Kesalahan kecil yang ia lakukan sering kali berujung pada kekerasan fisik. Bahkan, ia pernah didorong hingga terjatuh, menyebabkan luka parah pada kakinya. Karena tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai, kakinya mengalami cacat permanen.
Tak hanya kekerasan fisik, anak ini juga mengalami kelaparan dan kekurangan kebutuhan dasar. Ia sering dibiarkan tidak makan selama berhari-hari. Ketika diberi makan, yang tersedia hanyalah nasi basi yang tidak layak dikonsumsi. Tubuhnya yang kurus dan lemah mencerminkan penderitaan yang dialaminya, namun ia tetap bertahan dengan harapan kecil yang tersisa.
Kisah memilukan ini akhirnya terungkap setelah seorang warga yang peduli membagikan ceritanya di media sosial. Informasi ini dengan cepat menyebar dan menjadi perhatian publik. Desakan kepada pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan pun terus menguat.
Merespons hal ini, pihak Polres Nias Selatan bergerak cepat untuk menyelidiki kasus tersebut. Aparat kepolisian langsung mendatangi lokasi dan memastikan keselamatan anak tersebut. Kesaksian dari sang anak akhirnya berhasil mengungkap tabir kekerasan yang selama ini menutupi hidupnya.
Saat ini, perhatian masyarakat dan aparat penegak hukum tertuju pada upaya penyelamatan anak ini. Banyak pihak berharap ia mendapatkan perlindungan, perawatan medis, dan kehidupan yang lebih baik. Kisah ini menjadi peringatan penting untuk melindungi hak-hak anak dan memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.
[Red/Tim]