

Deli Serdang | SuaraPrananta.com – Kerusakan infrastruktur parah, pencemaran udara, hingga dugaan keterlibatan oknum aparat itulah derita yang ditanggung warga desa selama hampir empat tahun terakhir akibat aktivitas industri pengolahan jagung milik CV. Golden Jaya Agritama.
Warga tak hanya disuguhi debu jagung yang beterbangan setiap hari, tetapi juga jalan desa yang rusak parah. Yang lebih memprihatinkan, keluhan mereka seolah tak berarti di mata pemerintah dan aparat penegak hukum.
“Dulu jalan ini bagus, tapi sejak ada pabrik jagung itu, hancur total. Kontainernya besar-besar dan berat, jelas gak sesuai dengan kapasitas jalan desa,” keluh seorang warga yang enggan disebutkan namanya saat ditemui wartawan, Jumat (25/7/2025).
Saat hujan turun, jalan berubah menjadi kubangan lumpur berbahaya. Saat kemarau, debu menguasai udara dan menempel di rumah-rumah warga.
“Kalau panas, rumah kami penuh debu. Kalau hujan, jalan jadi licin dan berlubang. Gak ada nyaman-nyamannya lagi tinggal di sini,” timpal warga lainnya dengan nada geram.
Dugaan “Tangan Tak Terlihat” Membungkam Suara Rakyat
Lebih menyakitkan, warga menduga ada “tangan tak terlihat” yang membentengi perusahaan dari kritik publik. Mereka menyebut adanya oknum aparat Brimob yang menjadi “backing ketat”, sehingga setiap keluhan warga nyaris tak berujung apa-apa.
“Katanya ada oknum Brimob yang membekingi. Makanya kalau kami protes, disuruh diam. Ini bukan cuma soal kenyamanan, tapi soal hak hidup kami yang diinjak-injak,” ujar warga lainnya dengan penuh amarah.
Viral Karena Limbah, Tapi Tak Pernah Disentuh Hukum
CV. Golden Jaya Agritama sempat viral di media sosial karena diduga membuang limbah secara sembarangan. Namun hingga kini, tidak ada sanksi berarti atau tindakan tegas dari instansi terkait. Perusahaan seolah kebal hukum.
“Buktinya jelas, dampaknya nyata. Tapi tetap dibiarkan. Kami curiga ada yang lindungi dari belakang,” ungkap warga.
Minim Kontribusi, Maksimal Penderitaan
Ironisnya, selama hampir empat tahun beroperasi, warga mengaku belum pernah merasakan kontribusi sosial dari perusahaan tersebut. Tak ada bantuan infrastruktur, tak ada program tanggung jawab sosial (CSR), bahkan jalan rusak pun tak kunjung diperbaiki.
“Yang kami dapat cuma debu dan penderitaan. Perusahaan besar, tapi nol kepedulian terhadap masyarakat,” cetus warga dengan nada kecewa.
Desakan Publik. Pemerintah dan Aparat Harus Turun Tangan!
Kasus ini menjadi gambaran nyata lemahnya pengawasan terhadap industri di wilayah padat penduduk. Warga mendesak Bupati Deli Serdang, Dinas Lingkungan Hidup, dan Aparat Kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh.
Dugaan pencemaran lingkungan, kerusakan infrastruktur, dan keterlibatan oknum aparat bukan hal sepele. Jika terus dibiarkan, warga mengancam akan melakukan aksi protes terbuka demi menyuarakan hak-hak dasar mereka.
“Kami bukan anti industri. Tapi kami juga manusia. Kami punya hak atas udara bersih, hak atas jalan yang layak, dan hak untuk tidak dibungkam!” tegas salah satu tokoh warga.
(TIM)