Medan, Kota Tua Penuh Warna: Jangan Hanya Bersolek, Ingat Juga Guru Patimpus!

0
77

Medan | SuaraPrananta.com – Di usia yang ke-435 tahun, Kota Medan kian bersinar sebagai kota metropolitan yang menjadi pusat budaya, perdagangan, dan peradaban di Pulau Sumatra. Namun di balik gemerlap pembangunan, ada satu hal yang tak boleh luput dari ingatan: akar sejarah yang menumbuhkan kota ini.

Dalam suasana menjelang Hari Jadi Kota Medan yang jatuh pada 1 Juli 2025, Dra. Yetti Defrina, Pemimpin Redaksi media online BuserBhayangkaraNews.com, menyampaikan pesan penting tentang nilai-nilai yang membentuk identitas Medan sebagai kota tua penuh sejarah.

Wawancara eksklusif berlangsung pada Sabtu malam Minggu, 21 Juni 2025 di Kantor Redaksi BuserBhayangkaraNews.com, Jalan Cengkeh 6 No.9 Perumnas Simalingkar Medan. Dalam kesempatan itu, Yetti menyoroti tokoh sentral pendiri Medan: Guru Patimpus Sembiring.

“Kota ini tidak hadir dari ruang kosong. Ada sosok Guru Patimpus Sembiring—seorang Karo yang membuka Kampung Madan pada abad ke-16. Ketika kita merayakan ulang tahun Kota Medan, sudah sepantasnya kita juga menundukkan kepala sejenak mengenang beliau, bukan sekadar berpesta,” ucap Yetti, tegas namun sarat makna.

Lebih lanjut, ia menggambarkan bahwa memperingati hari jadi kota seharusnya menjadi momen introspeksi kolektif—bukan sekadar rutinitas tahunan.

“Medan di usia 435 tahun seperti perempuan matang yang pandai merawat diri. Tapi jangan lupa, bersolek terlalu lama tanpa menengok cermin sejarah bisa membuat kita kehilangan arah. Wajah modern kota ini jangan menenggelamkan wajah aslinya,” ujar Yetti, dengan gaya tutur penuh nuansa sastra.

Menurut berbagai sumber sejarah, Guru Patimpus Sembiring membuka perkampungan pertama di kawasan pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura sekitar tahun 1590-an. Dari sinilah kelak tumbuh sebuah kota yang kini kita kenal sebagai Medan.

Meski hari ini kota ini dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi, jalan layang, pusat niaga, dan perkembangan pesat lainnya, Yetti menekankan bahwa nilai-nilai lokal dan historis tetap perlu dijaga dan diwariskan.

“Guru Patimpus bukan sekadar nama jalan atau simbol. Ia adalah landasan sejarah dan jati diri kota ini. Jika kita ingin Medan maju secara utuh, maka pembangunan fisik harus diimbangi dengan pembangunan nilai,” tandasnya.

Selamat Ulang Tahun ke-435, Medan! Kota tua yang terus bersolek — tetaplah anggun, tapi jangan lupa siapa yang menenun wajahmu pertama kali.

(Dodi Sembiring)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini