


Deli Serdang | SuaraPrananta.com – Pernyataan mengejutkan datang dari Wakil Bupati Deli Serdang, Lomlom Suwondo, yang menyebut bahwa “Kabupaten Deli Serdang milik Nahdliyyin” saat menghadapi unjuk rasa ribuan kader Al Washliyah, Senin (26/05/2025). Ucapan tersebut langsung memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama dari Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Al Washliyah (PW IPA) Sumatera Utara.

Unjuk rasa itu sendiri terjadi buntut dari konflik lahan dan bangunan sekolah MTs dan SMA Al Washliyah Patumbukan yang diklaim sebagai aset Pemkab Deli Serdang. Para kader Al Washliyah menilai langkah pemerintah daerah sebagai bentuk penindasan terhadap lembaga pendidikan Islam.
Di tengah demonstrasi itu, Wabup Lomlom menyatakan bahwa Deli Serdang adalah milik Nahdliyyin karena mayoritas warganya berasal dari kelompok tersebut. Pernyataan ini langsung ditentang oleh PW IPA Sumut yang menilai ucapan tersebut berpotensi memecah belah umat Islam.
“Pernyataan Wakil Bupati Deli Serdang tersebut sangat tidak pantas dan bisa memicu konflik horizontal. Jadilah pemimpin bijak, bukan penyulut perpecahan umat,” tegas Ahmad Irham Tajhi, Sekretaris PW IPA Sumut.
PW IPA Sumut mendesak Lomlom Suwondo segera meminta maaf secara terbuka kepada Al Washliyah dan umat Islam yang merasa tercederai oleh pernyataan tersebut. Mereka menilai ucapan itu telah mencoreng citra kepemimpinan dan menimbulkan luka kolektif di tengah masyarakat Muslim Deli Serdang.
Aksi massa ini juga dipicu oleh surat perintah Bupati Deli Serdang, dr. Asri Ludin Tambunan, yang meminta pengosongan lahan dan sekolah Al Washliyah Patumbukan dalam waktu dua minggu. Padahal, menurut warga dan pengurus Al Washliyah, sudah ada tiga putusan pengadilan yang memenangkan kepemilikan lahan tersebut untuk Al Washliyah.
Situasi ini masih terus berkembang dan menjadi perhatian publik. Harapan besar agar para tokoh dapat menahan diri demi menjaga harmoni antarormas Islam di Bumi Deli Serdang.
(Indah)