Skandal Trantib Batang Kuis Diduga Terima Upeti, Biarkan Kemacetan dan Pedagang Kuasai Jalan

0
9

BATANG KUIS | SuaraPrananta— Dugaan praktik kotor dan lemahnya pengawasan oleh Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Kasi Trantib) Kecamatan Batang Kuis memicu kekacauan lalu lintas di kawasan jalan utama Desa Batang Kuis Pekan. Setiap hari, arus kendaraan tersendat parah akibat menjamurnya pedagang kaki lima yang dengan bebas berjualan di badan jalan, tepat di samping rel kereta api, Kamis (10/07/2025).

Pantauan langsung tim media di lokasi menemukan bahwa sumber utama kemacetan adalah puluhan lapak liar yang diduga milik seseorang berinisial RG, yang kuat dugaan bekerjasama dengan Kasi Trantib Batang Kuis berinisial AG. Praktik ini seolah dibiarkan demi kelangsungan “bisnis ilegal” yang mereka jalankan.

Sebelumnya, lokasi tersebut sempat dipercantik dengan pot bunga dari ban mobil bekas yang ditanami pohon, sebagai upaya menata lingkungan agar bersih dan asri. Namun kini, pemandangan berubah drastis: semrawut, kotor, dan penuh sampah akibat lapak-lapak liar yang menyesaki trotoar dan badan jalan.

Lebih mengejutkan lagi, Kasi Trantib AG diduga menerima setoran rutin setiap bulan dari RG, sebagai “pemilik” lapak-lapak liar tersebut. Akibatnya, tidak ada tindakan tegas terhadap para pedagang ilegal yang semakin merajalela. Bahkan, informasi dari warga menyebutkan bahwa AG jarang terlihat masuk kantor dan tidak pernah melakukan patroli – praktik yang dinilai sebagai bentuk nyata “gaji buta”.

Ketika awak media mencoba mengonfirmasi dugaan ini kepada AG melalui pesan WhatsApp pada Kamis pagi sekitar pukul 09.22 WIB, pesan hanya dibaca namun tidak dibalas. Tak lama berselang, sekitar pukul 11.38 WIB di hari yang sama, AG justru menelepon awak media dengan nada tinggi, penuh emosi, dan berkata kasar:

“Datang kau ke kantor! Banyak kali cerita muncungmu itu!”

Saat awak media mencoba meluruskan dan menanyakan alasan di balik sikap agresifnya, AG langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Sikap arogan dan tak pantas dari seorang pejabat publik ini menambah luka di hati masyarakat, yang setiap hari harus menghadapi kemacetan akibat pembiaran yang disengaja. Parahnya lagi, ketidakhadiran AG dalam menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak ketertiban justru menambah bobroknya sistem pengawasan di Kecamatan Batang Kuis.

Atas kondisi ini, masyarakat meminta Bupati Deli Serdang untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Kasi Trantib Batang Kuis AG, yang diduga kuat menjadi bagian dari praktik pungli dan kolusi dengan pemilik lapak liar. Masyarakat juga mendesak agar seluruh lapak pedagang yang menggunakan badan jalan, terutama di sepanjang rel kereta api milik RG, segera ditertibkan.

“Kami lelah dengan kemacetan dan kotoran yang setiap hari kami hadapi. Pemerintah jangan tutup mata. Jika AG terbukti menerima upeti dan menghalangi penertiban, maka harus dicopot dari jabatannya,” ujar salah seorang warga dengan nada geram.

Apabila pembiaran ini terus berlangsung, bukan hanya lalu lintas yang terganggu, tapi juga citra pemerintahan yang semakin tercoreng di mata publik. Ini saatnya Bupati bertindak—berantas oknum yang memperjualbelikan jabatan dan mengabaikan kepentingan rakyat!

(Tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini