


Deli Serdang | SuaraPrananta.com – Dalam rangka menanamkan nilai-nilai disiplin dan nasionalisme sejak dini, SMAN 2 Percut Sei Tuan menggelar kegiatan pelatihan baris-berbaris dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik baru selama tiga hari, terhitung sejak Senin, 14 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di halaman sekolah dengan melibatkan pelatih dari Koramil 13 Tembung.
Pelatihan ini dirancang sebagai bagian dari masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi siswa kelas X tahun pelajaran 2025–2026. Selain melatih kedisiplinan melalui baris-berbaris, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air melalui pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan kebiasaan mengikuti upacara bendera setiap hari Senin.
Kepala SMAN 2 Percut Sei Tuan, Sai Baitul Islamia, S.Pd, M.Pd, saat ditemui di sela-sela kegiatan, menekankan pentingnya pelatihan dasar kepemimpinan ini bagi peserta didik baru.
“Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mendidik anak-anak, agar mereka bisa baris-berbaris dengan rapi dan benar. Saat upacara hari Senin, mereka tidak hanya berdiri, tetapi benar-benar memahami makna kedisiplinan dan kecintaan terhadap bangsa,” ujar Kepala Sekolah.
Selama tiga hari, pelatihan ini dipandu langsung oleh pelatih dari Koramil 13 Tembung, salah satunya adalah Sertu Husendrano. Ia menyampaikan bahwa penanaman disiplin sejak dini sangat penting, karena akan berpengaruh besar terhadap karakter dan masa depan siswa.
“Kami tekankan bahwa disiplin itu bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri. Jika kita terbiasa tertib dan teratur, maka manfaatnya akan kita rasakan dalam setiap aspek kehidupan,” jelas Husendrano.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya memberi dampak dalam konteks upacara atau sekolah, tetapi juga menjadi bekal karakter yang kuat untuk kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap pelatihan seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan, bukan hanya saat MPLS. Pembinaan karakter harus dilakukan secara konsisten,” tambahnya.
Menariknya, selama pelatihan berlangsung, para siswa menunjukkan perkembangan sikap yang cukup signifikan. Mereka mulai terbiasa menjaga kerapian barisan, memahami komando pelatih, serta menunjukkan antusiasme dalam setiap sesi latihan.
“Alhamdulillah, selama tiga hari ini anak-anak mulai memperlihatkan perubahan positif. Mereka mulai mencintai Indonesia lewat hal-hal sederhana seperti berdiri dengan benar saat upacara dan menjaga kerapian barisan,” ungkap salah satu pelatih.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari para orang tua dan guru. Mereka menilai pelatihan semacam ini sangat penting sebagai bekal awal pembentukan karakter siswa yang bertanggung jawab, disiplin, dan memiliki semangat kebangsaan yang kuat.
Dengan antusiasme yang tinggi dan semangat yang ditunjukkan para siswa, pihak sekolah berencana menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin tahunan, bahkan dikembangkan menjadi program pembinaan karakter jangka panjang.
“Kami ingin anak-anak tumbuh sebagai generasi yang siap menghadapi tantangan zaman, tapi tetap berakar pada nilai-nilai luhur bangsa,” tutup Kepala Sekolah.
(Gondrong)