Santri Rentan Terpapar Radikalisme, Ustaz Eks Napiter Ajak Tanamkan Nilai Pancasila Sejak Dini

0
14

Medan | SuaraPrananta.com — Generasi muda, khususnya para santri, dinilai menjadi sasaran empuk penyebaran paham radikalisme dan intoleransi. Hal ini disampaikan Ustaz Rony Syamsuri Lubis, mantan narapidana terorisme (Napiter), saat menyampaikan materi bertajuk “Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila Guna Mencegah Penyebaran Paham Radikal dan Intoleransi” di hadapan para santri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Medan, Sabtu (5/7).

“Para santri umumnya berada pada fase pencarian jati diri. Mereka masih polos dan sedang mencari sosok panutan serta ideologi yang menurut mereka relevan. Di sinilah para penyebar radikalisme kerap masuk, menawarkan narasi ‘kepahlawanan’ yang sebenarnya menyesatkan,” ungkap Ustaz Rony.

Acara tersebut turut dihadiri Ustaz Rudiansyah yang mewakili pimpinan pondok pesantren.

Pancasila Sebagai Benteng Ideologis

Lebih lanjut, Ustaz Rony yang kini menjabat sebagai Ketua X-TERNAL (Ex-Terrorist Intern Alliance) wilayah Sumatera Utara, menegaskan bahwa Pancasila adalah jawaban utama dalam menangkal paham-paham yang mengancam persatuan bangsa.

“Nilai-nilai dalam Pancasila mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa. Mulai dari spiritualitas dan toleransi di sila pertama, anti kekerasan dan nilai kemanusiaan di sila kedua, nasionalisme inklusif di sila ketiga, prinsip musyawarah di sila keempat, hingga keadilan sosial di sila kelima. Semuanya menjadi benteng kuat melawan radikalisme,” jelasnya.

Ketidakadilan Sosial Jadi Celah Radikalisme

Ustaz Rony juga membeberkan beberapa variabel yang menjadi celah suburnya paham radikal, seperti ketimpangan ekonomi, minimnya pendidikan kebangsaan, eksklusivisme dalam beragama, serta rasa kecewa terhadap pemerintah.

“Narasi keadilan kerap digunakan untuk memicu kemarahan. Ketidakadilan bisa menjadi amunisi bagi radikalisme untuk berkembang,” katanya.

Menghindari Proxy War Lewat Ideologi Damai

Mengenang masa penangkapannya sebagai pelaku terorisme, Ustaz Rony menyadari bahwa aksi-aksi kekerasan yang dulu dilakukannya adalah bagian dari skenario besar untuk melemahkan Indonesia.

“Negara kita kaya. Banyak negara ingin menguasai kekayaan Indonesia tanpa harus mengirim pasukan, melainkan lewat proxy war. Salah satu caranya adalah dengan menyebar ideologi radikalisme, intoleransi, dan terorisme agar Indonesia tidak stabil,” tegasnya.

Ajak Generasi Muda Jadi Garda Terdepan

Menutup materinya, Ustaz Rony mengajak para santri dan seluruh elemen generasi muda di Kota Medan untuk ikut aktif menjadi agen perdamaian, serta berkontribusi nyata dalam membendung penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan nilai luhur bangsa.

“Medan butuh generasi muda yang cerdas secara spiritual dan ideologis. Jadilah penjaga Indonesia, bukan perusaknya,” tandasnya.

(Tim | SuaraPrananta.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini