“Dirut Telkomsel Dihadang di Sumut: UMKM Konter Lawan Dominasi Korporasi”

0
114

Medan | SuaraPrananta.com — Kunjungan Direktur Utama Telkomsel, Dian Siswarini, ke Sumatera Utara memicu gelombang perlawanan dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya para pedagang konter paket data yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Cellular Indonesia (KNCI).

Di tengah gencarnya transformasi digital, kebijakan peluncuran paket 3 GB All Operator justru dinilai menyudutkan para pelaku usaha kecil. KNCI dan ribuan pedagang konter dari Medan hingga Padangsidimpuan kompak menolak kehadiran Dirut Telkomsel di Sumut, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap mengancam keberlangsungan usaha mereka.

“Kami bukan anti digitalisasi, tapi kami menolak dipinggirkan oleh sistem yang tidak adil. Telkomsel dulunya mitra kami, sekarang kami justru dianggap beban,” tegas Rudi Irawan, Ketua DPD KNCI Sumut, Minggu (15/6/2025).

Penolakan ini tak hanya terjadi di Medan. Gelombang protes juga mengalir dari kota-kota lain seperti Binjai, Tanjungbalai, Padangsidimpuan, Kabanjahe, hingga Asahan. Mereka menyatakan kekecewaan atas kebijakan sepihak yang menyingkirkan peran konter sebagai mata rantai penting distribusi paket data.

Aksi damai mewarnai penolakan ini. Spanduk dan poster berisi kalimat-kalimat penolakan seperti:

“Tolak 3 GB All Operator, Hancurkan UMKM!”

“Kami Konter Rakyat, Bukan Musuh Korporasi”
terpajang di berbagai konter sebagai simbol perlawanan dari arus bawah.

Muhammad Rizky Dalimunte dari komunitas Sahabat Outlet menilai, kebijakan Telkomsel mencerminkan transformasi digital tanpa nurani.

“Kami bukan hanya pelaku UMKM, tapi kekuatan distribusi yang dulu membesarkan Telkomsel. Sekarang kami digusur oleh sistem sendiri. Ini bentuk kolonialisasi digital gaya baru,” ungkap Rizky lantang.

KNCI bahkan menyerukan evaluasi nasional terhadap pola bisnis operator telekomunikasi. Sekjen KNCI, Budi Gerald, menegaskan jika Telkomsel tak merespons secara terbuka, aksi serupa akan meluas ke provinsi lain.

“Kami siap berdialog, tapi jika diabaikan, gerakan ini akan jadi nasional. Ini bukan ancaman, ini bentuk seruan keadilan ekonomi digital,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Telkomsel belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun, gejolak yang terjadi menjadi sinyal penting bagi seluruh pemangku kebijakan: bahwa digitalisasi tanpa keberpihakan pada rakyat kecil hanya akan menciptakan ketimpangan yang semakin dalam.

“Ketika suara konter kecil bersatu, itu bukan hanya protes. Itu peringatan bahwa keadilan sedang dilukai di balik kemajuan teknologi,” pungkas tim KNCI.

(Tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini