


Medan | SuaraPrananta.com – Umat Islam di seluruh Indonesia bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1446 H dengan penuh kegembiraan dan ketulusan hati. Bulan yang penuh berkah ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan keimanan, memperbanyak ibadah, serta mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Himpunan Insan Pers Solidaritas Indonesia (DPW HIPSI) Sumatera Utara (Sumut), Rizal Syam Lubis, SE, mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai ajang refleksi diri dan memperkuat kebersamaan.
“Marhaban Ya Ramadhan! Ini adalah bulan istimewa yang penuh dengan rahmat, maghfirah, dan pahala berlipat ganda. Mari kita sambut dengan hati bersih, semangat ibadah, serta kepedulian terhadap sesama,” ujar Rizal dalam pernyataannya di Medan, Selasa (25/2/2025) malam.
Didampingi Wakil Sekretaris DPW HIPSI Sumut, Dodi Rikardo Sembiring, S.Sos, Rizal menegaskan bahwa esensi Ramadhan tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, meningkatkan kualitas ibadah, serta memperbanyak amal kebaikan demi memperkuat solidaritas sosial di tengah masyarakat.
Persiapan Menyambut Ramadhan: Spiritualitas dan Kebersamaan
Menjelang datangnya bulan suci, umat Islam mulai melakukan berbagai persiapan, baik secara spiritual maupun sosial. Masjid-masjid mulai berbenah untuk menyambut jamaah yang akan melaksanakan shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
Selain itu, tradisi menyambut Ramadhan di berbagai daerah semakin semarak. Kegiatan seperti pawai obor, pengajian akbar, serta gotong royong membersihkan masjid dan lingkungan sekitar menjadi simbol kebersamaan dan antusiasme masyarakat dalam menyambut bulan penuh berkah ini.
Di sisi lain, masyarakat juga mulai mempersiapkan kebutuhan sehari-hari untuk menjalani puasa. Namun, Rizal mengingatkan agar tetap bijak dalam berbelanja dan menghindari pola konsumsi berlebihan.
“Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari sikap boros. Mari kita jalani dengan kesederhanaan dan fokus pada ibadah,” pesannya.
Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan Awal Ramadhan
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan kembali menjadi perbincangan. Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Jumat, 28 Februari 2025, berdasarkan metode hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal. Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat pada 29 Februari 2025 untuk menentukan awal puasa berdasarkan metode rukyatul hilal.
Terkait perbedaan ini, Rizal Syam Lubis mengimbau agar umat Islam tetap menjaga persatuan dan tidak menjadikannya sebagai sumber perpecahan.
“Perbedaan metode dalam menentukan awal Ramadhan adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalankan ibadah dengan penuh ketulusan serta tetap menjaga ukhuwah Islamiyah,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa umat Islam sebaiknya lebih fokus pada esensi Ramadhan, yaitu meningkatkan keimanan, memperbanyak ibadah, serta menjadikannya sebagai ajang introspeksi dan perbaikan diri.
Ramadhan: Waktu Terbaik untuk Berbagi dan Berbuat Kebaikan
Selain meningkatkan ibadah, Ramadhan juga menjadi momentum terbaik untuk menebar kepedulian sosial, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
“Ramadhan adalah bulan berbagi. Bukan hanya soal menahan diri, tetapi juga bagaimana kita bisa memberi manfaat bagi sesama,” ujar Rizal.
Sejumlah program sosial mulai digalakkan di berbagai daerah, seperti:
✅ Pembagian takjil gratis bagi masyarakat dan pengendara yang masih dalam perjalanan saat berbuka.
✅ Santunan bagi anak yatim dan kaum dhuafa untuk memberikan kebahagiaan di bulan suci.
✅ Program bantuan pangan bagi masyarakat kurang mampu agar mereka dapat menjalani Ramadhan dengan lebih tenang.
✅ Donasi pakaian dan kebutuhan pokok bagi yang membutuhkan.
Sejumlah komunitas dan lembaga sosial juga semakin aktif dalam menggalang donasi guna membantu lebih banyak orang yang membutuhkan.
“Berbagi tidak harus dalam jumlah besar. Hal kecil sekalipun bisa memberi manfaat besar bagi yang membutuhkan. Mari jadikan Ramadhan ini sebagai bulan penuh kebaikan dan solidaritas,” tambahnya.
Pesan Kedamaian dan Keberkahan di Bulan Suci
Di akhir pernyataannya, Rizal Syam Lubis mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai momentum meningkatkan kualitas diri dan memperkuat hubungan dengan Allah serta sesama manusia.
“Mari kita manfaatkan bulan suci ini untuk introspeksi diri, memperbanyak ibadah, serta memperkuat semangat kebersamaan. Dengan kepedulian dan persaudaraan, kita dapat menjadikan Ramadhan lebih bermakna dan penuh berkah,” tutupnya.
Dengan persiapan yang matang, baik dari segi spiritual maupun sosial, diharapkan umat Islam di Sumatera Utara dan seluruh Indonesia dapat menjalani Ramadhan dengan penuh keikhlasan, kebahagiaan, serta semangat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dedek Susanti