

Medan | SuaraPrananta.com – Rocky Gerung, pengamat dan kritikus politik, menegaskan bahwa Kota Medan harus menjadi magnet untuk menghidupkan kembali demokrasi yang sesungguhnya. Menurutnya, jika gagal, republik ini berisiko berubah menjadi dinasti. Hal ini disampaikan dalam Diskusi Publik bertema “Merawat Demokrasi: Tantangan dan Peluang di Era Digital,” yang diselenggarakan oleh Komunitas Kita Kedan Medan di Kopi Kereta Api Café, Jalan Sena, Medan, Rabu (23/10/2024) malam.

“Orang Medan harus berani mengatakan, meskipun kota kami berantakan, otak kami masih tersusun rapi,” ujar Rocky di hadapan ratusan peserta diskusi yang terdiri dari akademisi, praktisi, aktivis, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Menurut Rocky, demokrasi Indonesia saat ini telah mengalami kemunduran dan dikendalikan oleh rezim yang berkuasa, dengan praktik tukar tambah amplop menggantikan tukar tambah gagasan. Ia juga menyoroti kondisi perguruan tinggi di Medan yang, menurutnya, terbelenggu oleh ketakutan, menghambat lahirnya pikiran-pikiran kritis.

“Akademisi takut berbicara tentang kejujuran. Mereka mengucapkan demokrasi setiap hari, tetapi takut menghadapi konsekuensinya. Demokrasi adalah kompetisi, bukan negosiasi,” tegasnya.
Rocky Gerung mengajak warga Medan untuk berani berbicara jujur dan memperjuangkan pemulihan demokrasi yang telah rusak. Ia juga mengingatkan tentang pentingnya merapikan kembali konsep bernegara agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan sesuai dengan konstitusi.
Selama tiga hari berada di Medan, Rocky dijadwalkan berbicara di berbagai kampus dan menghadiri beberapa kegiatan lainnya.
(Dodi. R)